Generalisasi membawa berkah

image

Kejadian ini hampir 13 tahun yang lalu. Sebagai anak baru di sebuah perusahaan besar, travelling dalam rangka bisnis trip merupakan hal yang seru dan menyenangkan. Maklum… Gak banyak jalan jalan sebelumnya, jadi ini kesempatan menjelajah seluruh Indonesia, walaupun singkat tapi at least sudah pernah menginjakkan kaki lah….

Nah, suatu kali, kita ada acara bisnis meeting di kota Bandung. Dengan alasan kebersamaan, maka diputuskan seluruh rombongan besar termasuk yang dari luar kota akan berangkat bersama sama dari Jakarta dengan menggunakan kereta api. “Biar pada ngerasain naik kereta. Masa naik pesawat terus” ~ oowwww okey, mandat dari petinggi segera kita tanggapi dengan serius.

Panitia sudah disusun, ketua seksi sudah dibagi bagi, termasuk transportasi. Sesuai dengan standard proses, maka pemesanan tiket tidak boleh dilakukan langsung, tapi melalui departement yang memang sudah ditunjuk untuk mengurusi segala pemesanan tiket baik darat, laut maupun udara. Soooo kita pesanlah sekian puluh tiket kereta dengan catatan “pilih kelas yang bagus ya… Soalnya pesertanya bos bos nih…”

Pada hari H. Seluruh rombongan shocked beratssss, karena tiket kereta yang dipesan hanya berlaku di gerbong biasa, alias non AC. Kok bisa? Ternyata karena pemesanan tiket kereta ini diluar kebiasaan, maka dipesankanlah kelas bisnis dengan asumsi kalo tiket pesawat terbang khan itu yang lebih bagus. Hahahahahahaha…. Soooo sekian puluh peserta terpaksa duduk di kelas bisnis, tanpa ac, bergabung dengan penumoang lain yang membawa ayam, sayuran, dagangan.  Padahal kita sudah rapih rapih dengan jas, batik dan blazer, tak lupa tas tas laptop disana sini. 🙂

Sepanjang perjalanan, akhirnya peserta satu persatu bergerilya untuk bisa pindah ke kelas eksekutif yang ber AC. Sampai akhrnya tersisa 5 orang, yaitu bos besar, bos tengah dan 3 krucil (alias saya dan 2 teman). Awalnya kita sudah menawarkan bos besar pindah ke kelas eksekutif, tapi ditolak dengan alasan “saya mana bisa pindah sendirian? Peserta yang lain bagaimana? Kalo mereka semua sudah bisa pindah, baru saya mau pindah” ~ jedeeeeerrrrr…mati kutu khan ? Finally setelah peserta berhasil pindah, akhirnya beliau bersedia pindah juga ke gerbong eksekutif, itupun sudah separuh perjalanan.

Gimana nasib kita ber 4? Sisa kursi di gerbong AC hanya tinggal 3 seat. Jadi ada satu teman yang dengan sukarela mau stay di gerbong bisnis sampai tempat tujuan. Tapiiii mana kita tega? Akhirnya dengan bertebal muka (setebal tebalnya niiihhh) kita nekad pindah ber 4 ke gerbong AC dan maksain duduk ber 3 di bangku kapasitas 2 orang. Huahahahahahaha… Khan bangkunya besar dan kita masih imut unyu unyu….

Dibawah pandangan mata seluruh penumpang gerbong, 3 krucil dengan bahagia menikmati perjalanan dengan berhimpitan, yang penting adem, dan gak takut diserang ayam kalo tiba tiba lepas dari keranjangnya. Hehehehehe… Agak aib sih ya, tapi khan memorable.

Missed that moment so much. 1 teman krucil masih bersama saya mencari sebakul berlian, sedangkan satu teman krucil sudah melalang buana menambang berlian di ladang yang lain.

Thank you so much girls… For the memorable experience. Walaupun gak keren, tapi kapan lagi kita naik kereta bareng ayam, kambing dan sayuran. Hahahahahha…* tak lupa cemilan tahu goreng dan kacang yang yummy ituuuuu…. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *